Do'a Ibu (Bukan Sewa Sound System)

 Hai Millows! 

Cerita yang akan aku bagikan malam ini adalah cerita ketika aku melaksanakan program KKN alias Kuliah Kerja Nyata. Eitss! Jangan berekspektasi cerita cinta dong! Meskipun ini juga tentang cinta sih :v Lebih tepatnya cinta seorang ibu. Okaii let's go go goww!

Ini masih aku, Emilly. Kalo kamu tanya gimana keadaanku pada hari itu, jawabannya adalah capek wkwkwkwk pegel woii ternyata,tapi asik juga sih.

Hari itu adalah hari H pembukaan KKN kelompok kami di suatu desa yang letaknya di daerah utara sana. Saat itu aku berangkat nebeng temenku yang kebetulan rumahnya searah, sebut aja dia Fren yak. 

Setelah chit chat basa-basi ngobrol, ternyata Fren adalah teman se-departemen-ku ketika di ORMADA (Organisasi Mahasiswa Daerah) dulu. Fren ceritain hal itu ketika di perjalanan, katanya dia seperti sudah mengenalku sebelumnya. Sementara aku yang mendengar itu pun cuma kebingungan, lantaran tidak merasa kenal dengan Fren sebelumnya. Saking kagetnya aku, ditambah ingatan yang campur aduk membuatku sampai membuka akun instagram organisasi itu untuk cek validitasnya. Dan memang benar, kami pernah berada dalam satu departemen yang sama. Selama perjalanan empat puluh dua kilometer dengan durasi waktu empat puluh lima menit ke arah utara itu, kami banyak bercerita tentang kehidupan kampus termasuk tentang organisasi. Kami memang bertemu di kepengurusan tahun 2019, lalu dia terpilih menjadi ketua umum di tahun berikutnya (tahun itu aku tidak lagi join organisasi tersebut).

Aku paham perasaan heran kalian terhadapku. Bagaimana bisa tidak mengingat rekan oerganisasi yang satu departemen begitu. Singkat cerita, aku adalah anggota yang pasif di periode tersebut. Jujur saja, perasaan bersalah dan malu adalah dua hal pertama yang menyergapku ketika berhadapan dengan Fren. Ketidakaktifanku itu bukan tanpa sebab, pada saat itu aku juga mendaftar sebagai pengurus BEM Fakultas dan ternyata keterima. Yah tahulah agenda BEM F gimana padatnya. Kesalahanku adalah nggak bisa bagi waktu di beberapa organisasi yang kuikutin secara bersamaan pada saat itu. Pada awal - awalnya dulu masih aku ikutin agenda organisasinya karena belum ada jadwal yang tabrakan sama jadwal BEM F ataupun jadwal organisasi lain. Lah, tahunya pas ditengah - tengah sampe akhir ternyata aku nggak bisa ngikutin ritme tersebut. Sekalinya aku bisa dan senggang untuk dateng di kegiatannya, jujur aku jadi sungkan sama yang lain karena udah lama banget nggak muncul. Rasa sungkan dan merasa nggak punya teman dekat itulah yang bikin aku takut datang dan malah menghilang. Aku juga nggak ada temen dekat yang aktif di organisasi itu pada saat itu. Tindakanku pada saat itu memang sangat disayangkan, yg saat ini  kusebut sebagai pengecut. 

Di tahun kedua, ketika temanku ini jadi ketuanya, aku ditawarin kating mau join lagi atau enggak. Lagi - lagi pada saat itu aku sudah bergabung dengan salah satu ormawa, tapi kali ini di himpunan jurusan, di posisi bendahara umum. Posisi itu ngebuat aku sadar diri supaya nggak usah banyak - banyak ikut organisasi kalau akhirnya aku cuma muncul sesekali doang. Aku tolaklah tawaran kating itu. Aku takut cuy ngecewain orang yang udah memilihku. Lebih baik kesempatan itu diberikan untuk orang yang lebih tepat.

Dari pengalaman di atas, aku jadi amat berhati - hati ketika menerima tanggung jawab untuk suatu komunitas tertentu. Diriku belajar untuk mengukur kekuatan dan kelemahan diri sebelum memutuskan menerima suatu tanggung jawab. Something like "Aku bakal mampu gak yah kalo aku ikutin semua?" Aku nggak mau lagi memilih suatu keputusan yang pada pelaksanaannya nggak aku lakuin dengan totalitas, alias setengah - setengah. 

Okeh. Kembali ke KKN. 

Jalan raya yang aku sama temen-temen kelompoku lewatin untuk menuju desa ini tuh adalah jalan provinsi alias jalur pantura. Kendaraan yang lewat juga nggak main - main, mulai motor, mobil, truk, sampai truk - truk besar yang bawa container. Selain itu, sepanjang jalur ini tuh berdiri beberapa kawasan industri bahkan ada pelabuhan JIIPE (Java Integrated Industrial Port Estate). Jadi nggak heran deh kalo kendaraan raksasa pada keluar masuk. Tapiiiiii yang bikin ngeri malah pengendara motornya cuyyy. Untungnya, kelompok kami yang domisili greskot ini sengaja menyetting boncengannya supaya yang cewek dibonceng yang cowok. 

Kebetulan tadi pagi tuh kita berangkat jam 7 pagi, pas rame - ramenya orang berangkat kerja. Ngawurnya subhanalloh kan kendaraan yang lewat jam segitu hmm. Beberapa kali kita nyaris senggolan sama motor lawan arah yang kecepataannya berani aku jamin itu di atas 60 km/jam. Nggak cuma kecepatannya yang kayak kilat, pengendara motor yang kebanyakan karyawan ini juga hobi melewati markah jalan. Aku yang biasanya banyak ngomomg kalo dibonceng, tadi tuh gak  berani ngajak bercanda saking takutnya yang bonceng hilang fokus. Nah, si temenku ini kayaknya paham apa yang aku rasain wkwkwk jadi dia yang sesekali ngeluarin banyolan - banyolan receh atau sekadar ngajak omong biasa.

Nggak berhenti di perjalanan berangkat ajaah, perjalanan pulang jam 5 sore itupun sama persis kayak tadi pagi. Malah makin parah karena mendung dan turun hujan deras disertai petir cuyyyyy hmmmm... Dari tempat desa itu berada ke arah greskot, nampak awan gelap abu-abu tua yang menyelimuti daerah greskot. Rasanya kita seperti memasuki kota yang gelap. Detik itu, kerasa jelas nyarisnya senggolan sama pengendara motor dari lawan arah. Seketika DEG...

Di saat maut nyaris aja menyambar, alhamdulillah masih diberi keselamatan, saat itu juga aku sadar bahwa ada satu atau dua do'a ibuku yang diijabah sama Allah SWT. Seketika aku inget sama Tuhan dan ibu.

Buat temen - temen pejuang PP selama kuliah, aku salut sama kalian yang bisa survive di kehidupan jalanan yang amat keras. Selalu patuhi rambu - rambu lalu lintas yah, karena percaya deh kalo patuh aturan itu nggak pernah merugikan diri kita. Selama kita berperilaku baik, alam atau lingkungan insha Allah akan beri timbal balik yang baik juga.

Dah sampe di sini dulu ceritaku di hari pertama KKN edisi pandemi covid-19 ini. Btw, terima kasih Fren untuk hari ini, aku yang kaga nyetir aja capeknya lumayan, apalagi dirimu yang nyetir. 

Terima kasih untuk hari ini rekk, Selamat beristirahat!





Ps : Aku menemukan tulisan ini di dalam keranjang draft. Di sana tertulis 23 Oktober 2021 sebagai tanggal tulisan ini pertama kali diketik. Publish aja lagi! Karena lumayan berkesan cerita ini. Tapi kelihatan banget yaaa bahasaku masih seperti bahasa chatting haha. Maaf maaf deh, semoga pembacaku mendapat poin yg kumkasudkan.

Comments

Popular posts from this blog

meninggalkan / ditinggalkan?

Seni Menunggu

Situs dan Asosiasi