Tentang Perpisahan

Semesta menyiapkan banyak cara berpisah. Beberapa berpisah melalui jumpa, sedang sebagian lainnya hanya mampu merangkai kata. Dan, yang paling sial ialah ditinggal menghilang tanpa ada baunya, wuzzz. (Bahkan kentut lebih mulia)


Terketiklah di sana, seutas pesan teks yang agak panjang kalau disebut sebagai chat WA. Di dalamnya tersirat makna yang ingin diucap, banyak. Tidak ada yang tahu juga bilamana ia hanya muak (?) dan si pembaca sudah terlanjur terluka (hiks). Tidak semuanya tepat sasaran, sebagian besar hanya mengendap dalam khidmat. Terkadang tidak keduanya bisa bersuara, tersandung susah sinyal misalnya hahaha. Hingga bergumamlah ia, beruntunglah mereka yang bisa berpisah dibekali pelukan, atau gandengan tangan yang tampak enggan melepas. Berharap nanti.., Tidak! Tidak! Jangan lagi ada harap yang kau layangkan bersama manusia! Doa saja kau panjatkan kepada-Nya, nilai plus kalau ada usaha.


Kini kau dan dia berjalan ke arah yang berbeda. “Aku di jalanku, dan kamu di jalanmu. Semoga takdir ilahi mempertemukan kita kembali di persimpangan jalan.”


Semoga saja jalan takdir mempertemukan kembali kau dan dia , mungkin di masa depan atau mungkin di tempat yang tiada pernah hinggap di angan. Paling tidak keduanya berjumpa ketika kau terpejam, iya cuma mimpi wkwk.


Terima kasih ya, dari saya yang masih enggan makan durian (dengan kulitnya) (ini kebalikan).

Comments

Popular posts from this blog

meninggalkan / ditinggalkan?

Seni Menunggu

Situs dan Asosiasi